DARI
TEKNIK PERKAPALAN
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
MATA KULIAH MESIN PENGGERAK KAPAL
(PROPULSI ELEKTRIK)
BAB I
SISTEM PROPULSI ELEKTRIK
A.
Propulsi Elektrik
Sistem propulsi elektrik adalah sistem pada kapal yang
menggunakan generator set sebagai mesin penggerak menggantikan posisi atau
kinerja dari mesin utama, dimana dalam hal ini generator dihubungkan ke
switchboar, dan selanjutnya energi atau aliran listrik diteruskan ke
transformer, kemudian dikonversi dengan menggunakan konventer ke motor elektrik
yang menggerakkan baling-baling kapal.
Pada mulanya electric-propulsion merupakan
sebuah alternatif penggerak utama kapal yang sangat mahal dan kurang effisien.
Hal ini terutama disebabkan oleh penggunaan konstruksi motor DC yang besar dan
berat. Kapal harus memiliki dua sistem elektrik yang terpisah, satu untuk
melayani penggerak utama dan satunya untuk melayani permesinan bantu. Berkaitan dengan
perkembangan yang pesat dari penerapan
teknologi elektronika dan komputer, penerapan dari sistem DC ke sistem AC,
perkembangan kehandalan mesin, ‘marinisasi’ system elektronika, dan yang
terpenting adalah perkembangan Thyristor-converter, sehingga sekarang
ini memungkinkan untuk memperlengkapi sebuah kapal dengan sistem elektrik
dengan kapasitas tenaga yang tak terbatas berdasarkan konsep Power-station.
Sistem propulsi motor listrik sendiri mempunyai banyak
keuntungan utama dibandingkan sistem propulsi lain. Keuntungan sistem ini
adalah investasi awal yang tidak terlalu besar, menghemat tempat, lebih ringan
dan sedikit kehilangan power pada sistem transmisi dibandingkan dengan sistem
propulsi tipe lain. Hubungan elektrik antara generator dan motor propulsi lebih
leluasa dalam penempatan peralatan dalam ruangan jika dibandingkan dengan
sistem propulsi yang lain. Selain itu dapat menggunakan berbagai penggerak
utama seperti diesel, turbin gas, turbin uap, dan hasil keluarannya dapat lebih
mudah digabung dibandingkan dengan sistem mekanik. Untuk tipe penggerak mula
tidak langsung, penggerak elektrik mempunyai keuntungan dapat membalikkan
putaran propeller dengan relatif lebih mudah kontrolnya. Dalam beberapa kasus
yang masih dalam tahap pengembangan, power yang dibutuhkan oleh propeller
dengan menggunakan beberapa penggerak mula dengan tipe medium dan high speed,
sistem penggerak elektrik mampu memecahkan persoalan ini tanpa menggunakan
kopling mekanik.
Adapun kelemahan dari
sistem propulsi elektrik yaitu dalam hal suara atau kebisingan kapal, memang
tidak adanya ledakan atau pembakaran di dalam motor listrik, maka motor sistim
propulsi tidak terlalu mengganggu dalam hal suara. Namun untuk
propeler-propeler tertentu yang diputar dengan kecepatan dan rpm yang cukup
tinggi , maka faktor suara tetap akan timbul akibat kecepatan putar daripada
propeller atau baling-baling menghisap dan mendorong udara.
Selain itu, sistem propulsi elektrik
efisien hanya pada daya maksimum, jika dibandingkan dengan mesin diesel. Membutuhkan perawatan yang ekstra ,
lebih besar dan lebih mahal, tidak cocok untuk aplikasi kecepatan tinggi dan
tidak cocok untuk aplikasi berdaya besar
1. Motor DC dan AC sebagai Penggerak
Kapal
Penggunaan motor arus searah sebagai
pengganti mesin penggerak utama adalah dirasa baik dan menguntungkan. Motor
arus searah banyak memiliki beberapa
kelebihan antara lain; efisiensi tinggi, kemampuan beban lebih, tahan terhadap getaran atau guncangan,
memiliki umur yang panjang, dan system
pengaturan yang lebih mudah dibandingkan dengan motor arus bolak-balik sehingga
suatu hal yang wajar jika motor arus searah sering digunakan. Motor arus searah bekerja pada kecepatan yang
relative kontan, untuk kecepatan berubah-ubah motor DC lebih banyak dipakai
namun dengan berkembangnya teknologi semikonduktor dan bidang elektronika daya,
pengaturan kecepatan motor DC akan sangat lebih mudah lagi dalam hal pengaturan
dan efisiensi yang lebih tinggi dikarenakan pengurangan pemborosan daya lebih
kecil dan pengaturan yang lebih halus.
Motor listrik DC yang digunakan sebagai tenaga penggerak
utama, biasanya digunakan pada kapal-kapal dengan kemampuan manuver yang
tinggi, kapal khusus, kapal dengan daya tampung muatan yang besar, dan kapal
yang menggunakan penggerak mula non-reversible. Perkembangan prime mover untuk
penggerak utama di kapal mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak
ditemukannya uap oleh J. Watt, mesin diesel oleh Rudolf Diesel serta turbin gas
oleh Brayton. Pada tahun-tahun awal berbagai penemuan mengenai ketiga prime
mover hanya berkisar pada penyempurnaan sistem kerja. Dan pada dewasa ini
berbagai perkembangan menjurus pada penggunaan emisi gas buang. Pada mesin
diesel pengaturan putaran dan pembalikan putaran sangat dimungkinkan. Tetapi
pada proses pembalikan putaran pada mesin diesel membutuhkan waktu yang relatif
lebih lama jika ditinjau mulai dari putaran normal. Untuk turbin uap dan turbin
gas pengaturan putaran mempunyai range yang sangat sempit dari putaran normal.
Dan untuk membalikkan putaran pada kedua jenis prime mover tersebut sangatlah
tidak mungkin.
Berdasarkan pada fakta diatas maka para engineer
mengembangkan sistem yang merupakan gabungan dari ketiga prime mover tersebut
dengan motor listrik yang selanjutnya disebut dengan Electric Propulsion. Pada
sistem electric propulsion, ketiga prime mover menggerakkan generator dan
selanjutnya generator mensuplai listrik yang digunakan untuk memutar motor
listrik. Jenis motor listrik yang digunakan disesuaikan dengan type atau fungsi
kapal tersebut dalam eksplotasinya. Pada umumnya kapal yang mempunyai kegunaan
khusus yang menggunakan motor DC dan untuk kapal niaga yang berorientasi profit
pada umumnya menggunakan motor AC. Misalnya untuk kapal pemecah es (ice
breaker) menggunakan motor DC dalam hal ini dikarenakan torsi yang diperlukan
propeller sangat besar.
Gambar 1: skema system
propulsi konvensional
Gambar 2: skema system
propulsi DEP
2.
Distribusi power
Pada kapal yang menggunakan sistem Diesel
electric power station, tenaga bantu dan pelayanan kapal adalah secara
elektris, karenanya jika system propulsi utama juga menggunakan system elektris
maka Semua kebutuhan tenaga di kapal tersebut akan dapat dihasilkan oleh mesin
yang sama. Dengan menggunakan beberapa buah Gen-set maka akan memungkinkan
untuk menyediakan tenaga listrik secara kontinyu dan teratur. Hal ini juga
didukung dengan penggunaan system control produksi listrik untuk mengoptimisasi
output dari masing-masing generator listrik.
3.
Karakteristik
Motor Listrik DC
Sistem pembangkit listrik DC biasanya terdiri dari beberapa
generator putaran tinggi atau menengah yang dirangkai secara paralel. Pemilihan
ukuran mesin berdasarkan pada tingkat operasi yang memungkinkan beberapa unit
beroperasi tidak melebihi dari total daya yang dihasilkan. Untuk memperoleh
daya yang optimal, generator biasanya dipilih generator pada dua putaran yang
berbeda. Arus listrik yang dihasilkan generator dihubungkan dengan terminal
utama melalui rangkaian penghubung. Rangkaian penghubung ini dimaksudkan untuk
menghubungkan dan memutuskaan arus pada saat terjadi over load dan hubungan
singkat. Sering kali sebuah sistem terminal rangkaian dibuat untuk memenuhi
kebutuhan daya pada kapal yang diambil pada terminal yang sama melalui
transformer atau motor generator. Karena unggul dalam ukuran, berat dan biaya,
generator set 600 Volt lebih disenangi untuk sistem yang berukuran kecil dan
sedang. Tetapi ketika generator rating melebihi 3300 kVA, seperti
yang terjadi pada medium speed engine beban penuh atau dapat diatasi oleh 600
Volt circuit breakers. Pada kasus tegangan tinggi (4160 V) semua sistem
menggunakan transformer untuk menurunkan tegangan, biasanya hingga 600 V untuk
mesin penggerak 500 Hp. Untuk motor 1000 Hp, jenis konverter yang sering
digunakan adalah konverter 6 pulsa.
Konverter 6 pulsa digunakan untuk mengatur bow thruster dan
motor DC untuk propulsi utama. Pada kasus ini generator dirangkai secara
paralel pada bus 600 V yang juga mensuplai tegangan 480 V dengan transformer
step down. Setiap 3 konverter daya 6 pulsa dihubungkan secara langsung ke bus
600 V untuk mengurangi penambahan jarak dan berat dengan transformer.
Motor dengan HP tinggi dan motor khusus disuplai dengan arus
DC dari konverter 12 pulsa atau lebih. Pemilihan ini biasanya berdasarkan pada
faktor ekonomi, dimana aliran 12 pulsa hanya cocok pada sistem yang besar sejak
dibuat transformer 12 pulsa. Pemilihan tegangan untuk motor jangkar DC
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
1. Tegangan yang dihasilkan motor
maksimum 1000 V. Batasan ini untuk mesin DC dioperasikan dengan memperhatikan
akibat getaran, rawan basah dan manuvering yang semuanya diatur oleh IEEE
Committe On Marine Transportation.
2. Untuk beban sistem dengan power
konverter dihubungkan langsung ke bus tanpa menuju ke transformer. Tegangan DC
yang dihasilkan menggunakan standar 600 V line to line, umumnya tegangan
750 V dengan perbandingan 1 : 1,25.
Jika transformator diletakkan diantara konverter dan sumber
tegangan. Ratio tegangan transformer ditentukan dengan menambah atau mengurangi
tegangan jangkar. Berdasarkan jumlah lilitan transformer, tegangan yang mungkin
dihasilkan antara 750 V sampai 1000 V. Untuk transmisi dan daya lainnya,
penurunan tegangan sebanding dengan arus yang dihasilkan dan peningkatan arus
membutuhkan komutator yang besar dan kabel yang besar. Juga berhubungan dengan
biaya, kebutuhan ruang dan berat sistem, sehingga kapasitas yang diberikan
sangat kecil dibandingkan power konverter yang dihubungkan langsung ke terminal
AC. Arus jangkar yang dialirkan oleh kabel DC adalah hasil data pabrik atau
data perhitungan. Jika itu diperhitungkan untuk menghitung arus motor, SHP
motor yang biasa digunakan adalah sekitar 50 HP. Arus jangkar yang
dihitung dikonversi dalam Kw dan dibagi tegangan DC dan efisiensi motor.
Sebagian besar dari efisiensi motor DC sekitar 92 % – 96 % dengan direct drive.
Mesin kecepatan rendah memberikan efisiensi yang kecil dan putaran mesin 400
sampai 900 rpm.
Untuk membalik arah putaran motor DC yang biasanya dilakukan
pada propeller jenis Fixed Pitch, ada dua pendekatan yang mungkin digunakan.
Pertama adalah membalik arah aliran arus pada medan motor. Metode yang kedua
adalah merubah arah arus jangkarnya. Sistem penggerak elektrik DC sering kali
dilengkapi dengan pengatur medan shunt yang menjaga motor beroperasi pada daya
konstan. Secara mekanik digambarkan sebagai pengaturan ratio reduction gear
sehingga memungkinkan mesin utama beroperasi dengan kecepatan putaran propeller
yang berubah-ubah. Pada kapal-kapal besar daya torsi diperkirakan 70 % dari rpm
putaran propeller.
Sistem DC telah digunakan secara luas pada instalasi.
Kebanyakan sistem DC dipakai pada beberapa mesin diesel kecepatan tinggi
bersama dengan generator AC yang dihubungkan ke terminal daya konverter statis
dimana AC diubah menjadi DC dan menghasilkan daya untuk menjalankan motor DC
guna memutar shaft propeller. Motor listrik dibuat dengan satu atau dua dinamo
pada shaft, umumnya ditahan oleh dua bantalan. Didasarkan pada standar biaya
yang minimum dan berat yang ringan, motor dengan satu dinamo lebih disukai.
Perencanaan lain yang mungkin digunakan akibat terbatasnya ruangan dan berat
pada sebuah motor kecepatan tinggi adalah menghubungkan shaft propeller dengan
reduction gear. Motor DC yang menggunakan reduction gear sering kali dilengkapi
sistem pelumasan gemuk untuk menghindari pergeseran bantalan.
Pada
pemakaian motor propulsi berukuran kecil selalu dilengkapi dengan thrust
bearing yang dipasang pada bagian belakang motor tersebut. Bila motor memakai
gear, thrust bearing biasa dipasang pada reduction gear. Untuk motor DC
berukuran besar, thrust bearing dipasang pada bagian depan terpisah dari motor.
Thrust bearing dan motor bearing memiliki minyak pelumas yang termasuk dalam
sistem pelumasan.
B. Skema
atau gambar diagram sistem propulsi elektrik atau Power flow dan Power Efficiency
Kebanyakan
system penggerak tertutup, jumlah tenaga yang dihasilkan harus sesuai dengan
jumlah tenaga yang dikeluarkan termasuk daya yang hilang. Sedangkan pada
penggerak system elektrik skema atau sistemnya terdiri dari generator,
distribusi system, termasuk distribusi transformer dan pengatur kecepatan, alur
dayanya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3:
power flow pada system propulsi elektrik
Secara
spesifik dari gambar 3 diatas, sistem dari propulsi elektrik terdiri dari
komponen berikut:
a. Generator
set
b. Saklar/
Switchboard
c. Power
transformer
d. Motor
drive (frequency converter)
e. Motor
(synchronous/inductive)
f.
Poros & propeller
Sehingga Efisiensi dari system elektrik pada gambar
diatas adalah sebagaiberikut:
Pada tiap-tiap komponen, efisiensi
elektrik dapat diperhitungkan dan nilai pada generator yaitu Ƞ = 0.999, pada
transformer yaitu Ƞ = 0,99-0,995, frekuensi converter yaitu Ƞ = 0.98-0,99, dan
pada motor listrik yaitu: Ƞ = 0,95-0,97. Untuk itu efisiensi diesel electric
system jika dihitung dari poros mesin diesel hingga ke poros motor listrik
adalah berkisar antara 0.88 dan 0.92 pada saat full load. Efisiensi juga
tergantung pada system pembebanan.
BAB II
KOMPONEN SISTEM PROPULSI ELEKTRIK
Komponen dari sistem
propulsi elektrik
Adapun sistem propulsi elektrik yang
terdiri dari generator,
saklar/ Switchboard, power transformer, motor drive (frequency converter) motor
(synchronous/inductive dan poros & propeller dapat kita pahami sebagaimana
penjelasan berikut:
1.
Generator
set
Pada
sistem propulsi elektrik, generator berfungsi sebagai sumber listrik yang
nantinya disuplai untuk menggerakkan propeller, untuk lebih jelasnya akan di
paparkan pada penjelasan berikut:
a.
Pengertian
Generator
Generator
listrik
adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik
dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.
Proses ini dikenal sebagai pembangkit
listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah alat yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan listrik
untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik
eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel
lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang menciptakan
aliran air tapi tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa
berupa resiprokat maupun turbin mesin uap,
air yang jatuh melakui sebuah turbin maupun kincir air, mesin
pembakaran dalam, turbin angin, engkol tangan, energi surya
atau matahari,
udara yang dimampatkan, atau apa pun sumber energi mekanik yang lain.
Adapun
contoh gambar dari generator adalah sebagai berikut:
Gambar 4:
Generator
2.
Saklar/ Switchboard
Saklar/ switchboard pada sistem propulsi
elektrik merupakan panel yang menyalurkan aliran listrik dari generator. Untuk
lebih jelasnya, adkan dipaparkan pada penjelasan berikut:
a.
Pengertian Saklar/ Switchboard
Electrical switchboard atau dinamakan Panel Listrik
adalah suatu susunan peralatan listrik / komponen listrik yang dirangkai atau
disusun sedemikian rupa didalam suatu papan control (board) sehingga saling
berkaitan dan membentuk fungsi sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
Adapun contoh gambar dari saklar/ switchboard adalah
sebagai berikut:
Gambar 5:
Contoh MSB
3.
Power
transformer
Power transformer
pada sistem propulsi elektrik adalah salah satu komponen yang digunakan untuk
menaikkan dan menurunkan tegangan listrik dari MSB.
a.
Pengertian Tansformer/transformator
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari
3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input,
kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang
berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
Gambar 6: Contoh Transformator
4. Konverter
Konverter
dalam sistem propulsi elektrik merupakan salah satu komponen yang digunakan
untuk mengkonversikan daya listrik dari transformator ke motor drive.
a.
Pengertian
Konverter
Converter
adalah suatu alat untuk mengkonversikan daya listrik dari satu bentuk ke bentuk
daya listrik lainnya.
Converter terbagi menjadi 5 jenis:
·
Konverter AC – DC (Rectifier)
·
Konverter AC – AC (Cycloconverter)
·
Converter DC – DC (DC Chopper)
·
Konverter DC – AC (Inverter)
·
Penyearah: rangkaian penyearah diode mengubah tegangan ac ke tegangan dc tetap. Tegangan masukan ke penyearah dapat bersifat satu fasa ataupun tiga fasa
Penyearah: rangkaian penyearah diode mengubah tegangan ac ke tegangan dc tetap. Tegangan masukan ke penyearah dapat bersifat satu fasa ataupun tiga fasa
Gambar 7: Contoh Konverter
5.
Motor
drive (frequency converter) dan Motor (synchronous/inductive)
Motor drive (frequency
converter) dan Motor (synchronous/inductive) dalam sistem propulsi elektrik
merupakan alat yang digunakan untuk
a.
Pengertian
motor listrik
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo.
Gambar 8: Contoh Motor Listrik
6.
Poros
propeller
Poros propeller merupakan
salah satu komponen dalam sistem propulsi elektrik yang digunakan untuk
menghubungkan atau mentransmisikan daya yang dihasilkan oleh mesin di kapal ke
propeller atau baling-baling kapal.
a.
Pengertian poros propeller
Propeller shaft atau poros propeller berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke difrential atau menghubungkan mesin dengan propeller kapal.
Gambar 8: Contoh Poros Propeller
7.
Propeller
Propeller merupakan salah satu komponen dalam sistem propulsi
elektrik yang digunakan sebagai penggerak kapal, dimana energi dari mesin yang
dihubungkan oleh poros digunakan untuk memutar baling, sehingga kapal bisa bergerak.
a.
Pengertian propeller
Propulsor
(alat gerak kapal) adalah alat yang dapat digunakan untuk
memindahkan/menggerakkan kapal dari satu tempat ke tempat lainnya. Alat gerak
kapal ini,kemudian dibedakan menjadi dua. Yaitu alat gerak mekanik dan
non-mekanik. Alat gerak non-mekanik biasanya digunakan pada kapal – kapal
konvensional. Sedangkan pada kapal – kapal sekarang, banyak yang menggunakan
alat gerak mekanik sebagai penggeraknya.
Salah
satu alat gerak mekanik dalam kapal adalah propeller. Perkembangan propeler
sangat pesat dan beragam. Bermula dari Archimedes yang menggunakan propeler
untuk memindahkan air, hingga sekarang telah banyak jenis – jenis propeler yang
lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya.
Controllable
Pitch Propeler adalah merupakan salah satu perkembangan dari propeler.
Controllable Pitch Propeler adalah jenis propeler yang dapat mengubah pitch
atau sudut daun propelernya. Sudut daun propeler tersebut nantinya akan
disesuaikan dengan kebutuhan kapal.
Gambar 9: Contoh Propeller yang menggunakan aplikasi
dari sistem propulsi elektrik
BAB III
KOMPONEN SUB SISTEM PROPULSI ELEKTRIK
1.
Bagian-bagian dan prinsip kerja generator
a.
Bagian-bagian Generator
Adapun Bagian-bagian generator adalah sebagai berikut
:
1.
Rotor, adalah
bagian yang berputar yang mempunyai bagian terdiri dari poros, inti, kumparan,
cincin geser, dan sikat-sikat.
Adapun contoh gambar rotor adalah sebagai berikut:
Gambar 10:
Rotor pada generator
2.
Stator, adalah
bagian yang tak berputar (diam) yang mempunyai bagian terdiri dari rangka
stator yang merupakan salah satu bagian utama dari generator yang terbuat dari
besi tuang dan ini merupakan rumah dari semua bagian-bagian generator, kutub
utama beserta belitannya, kutub-kutub pembantu beserta belitannya,
bantalan-bantalan poros.
Adapun contoh gambar rotor adalah sebagai berikut:
Gambar 11: Stator pada generator
Untuk
lebih jelasnya, berikut ini adalah gambar bagian dari generator secara detail:
Gambar 12: Gambar detail generator
Keterangan Gambar :
1.
Stator
2. Rotor
3. Exciter Rotor
4. Exciter Stator
5. N.D.E. Bracket
6. Cover N.D.E
7. Bearing ‘O’ Ring N.D.E
8. Bearing N.D.E
9. Bearing Circlip N.D.E
10. D.E.Bracket?Engine Adaptor
11. D.E.Screen
12. Coupling Disc
13. Coupling Bolt
14. Foot
15. Frame Cover Bottom
16. Frame Cover Top
17. Air Inlert Cover
18. Terminal Box Lid
19. Endpanel D.E
20. Endpanel N.D.E
21. AVR
22. Side Panel
23. AVR Mounting Bracket
24. Main Rectifier Assembly – Forward
25. Main Rectifier Assembly – Reverse
26. Varistor
27. Dioda Forward Polarity
28. Dioda Reverse Polarity
29. Lifting Lug D.E
30. Lifting Lug N.D.E
31. Frame to Endbracket Adaptor Ring
32. Main Terminal Panel
33. Terminal Link
34. Edging Strip
35. Fan
36. Foot Mounting Spacer
37. Cap Screw
38. AVR Access Cover
39. AVR Anti Vibration Mounting Assembly
40. Auxiliary Terminal Assembly
b.
Prinsip kerja generator
Adapun sistem kerja dari generator adalah
sebagai berikut:
Bilamana rotor diputar maka belitan kawatnya akan
memotong gaya-gaya magnet pada kutub magnet, sehingga terjadi perbedaan
tegangan, dengan dasar inilah timbullah arus listrik, arus melalui kabel/kawat
yang ke dua ujungnya dihubungkan dengan cincin geser. Pada cincin-cincin
tersebut menggeser sikat-sikat, sebagai terminal penghubung keluar.
2.
Bagian-bagian dan prinsip kerja MSB (Main Switch Board)
a.
Bagian-bagian Saklar/ Switchboard
Adapun bagian-bagian dari Saklar/
Switchboard adalah sebagai berikut:
1.
MCB
MCB yg singkatan dari ( Miniature
Circuit Board) merupakan komponen panel listrik yang berfungsi sebagai switch
pembatas arus akibat dari kenaikan daya /tegangan yg melebihi batas dan atau
hubung singkat. Komponen panel listrik ini biasanya terbatas pada arus nominal
kecil sampai dgn kurang dari 100 Ampere. Bentuknya ada yg satu pole (satu input
dan satu output), ada yg dua pole, tiga pole hingga empat pole.
Gambar 13:
MCB
2.
MCCB
MCCB singkatan dari Moulded Case
Circuit Breaker. Circuit Breaker pembatas arus apabila terdapat arus beban yg
melebihi batas-batasnya. MCCB ini dipakai hampir sama dgn MCB tetapi dgn batas
arus beban yg lebih besar dari 100 Ampere sampai dgn 1600 Ampere.
Gambar 14:
MCCB
3.
GFCI/
RCCB/ ELCB
Ground Foult Circuit Interruption
ialah semacam Circuit Breaker yg bereaksi lebih cepat dari MCB. Komponen panel
listrik ini akan memantau listrik lebih rinci dan jika terdapat short atau
kabel terkelupas dan mengenai manusia, tidak mengakibatkan kematian.
Gambar 15:
GFCI/ RCCB/ ELCB
4.
Grounding
Grounding pada instalasi dan
komponen panel listrik ini berfungsi sebagai pengaman listrik. Pengaman listrik
akibat dari kabel -kabel yg terkelupas dan mengenai body part peralatan
elektonik atau peralatan listrik yg selanjutnya mengenai orang. Dgn adanya
komponen panel listrik ini maka aliran arus listrik yg liar atau yg tak
berfungsi akan dibumikan.
Gambar 16:
Grounding
5.
Warna kabel.
Warna kabel instalasi listrik sudah ditetapkan diberbagai
negara. Tuk Indonesia, warna kabel listrik ditentukan menurut standard SNI atau
standatd IEC:
a. warna merah, kuning, hitam
berfungsi untuk fase
b. warna biru muda (biru laut)
berfungsi untuk netral
c. warna kuning -hijau berfungsi
untuk ground
Gambar 17:
Warna Kabel
6.
CT
CT merupakan suatu komponen panel listrik dari bahan baja / metal dalam bentuk lingkaran (ring) atau gelang persegi dan tengahnya berlubang. Fungsi dari komponen panel listrik ini yaitu sebagai penurun arus dan atau tegangan pada box panel .
Gambar 18:
CT
7.
Surge
Arrest,
Peralatan atau komponen panel
listrik ini sebagai pengaman listrik dari kejutan listrik yg berlebihan.
Contohnya apabila ada kejadian tiba-tiba aliran listrik menjadi lebih tinggi
akibat dari penambahan energi potensial
Gambar 19:
Surge Arrest
8.
Kontaktor
Kontaktor adalah saklar yang digerakkan dengan gaya
kemagnetan /elektromagnet. Pada Kontaktor ada yang disebut coil yang berisi
lilitan tembaga sebagai penghasil medan magnit. Cara kerja kontaktor
yaituapabila coil dihubungkan dengan sumber tegangan maka akan terjadilah
induksi magnet yang akan menarik setiap kontak (platina) yang terdapat pada
kontaktor itu sendiri baik itu NO (Normaliy Open) maupun NC (Normaly Closed).
Artinya kontak NO yang pada posisi coil tidak diberi tegangan tidak
terhubung/tertutup akan tertarik menjadi terhubung (jadi NC) begitu pula kontak
NC adalah kebalikannya (jadi NO terbuka/terputus)
9.
Push
Button
Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memisahkan bagian – bagian dari suatu instalasi listrik satu
sama lain (suatu sistem saklar tekan push button terdiri dari saklar tekan
start. Stop reset dan saklar tekan untuk emergency. Push button memiliki kontak
NC (normally close) dan NO (normally open). Prinsip kerja Push Button adalah
apabila dalam keadaan normal tidak ditekan maka kontak tidak berubah, apabila
ditekan maka kontak NC akan berfungsi sebagai stop dan kontak NO akan berfungsi
sebagai start biasanya digunakan pada
sistem pengontrolan motor – motor induksi untuk menjalankan mematikan motor
pada industri – industri.
b.
Prinsip kerja MSB
Adapun sistem kerja dari MSB adalah
sebagai berikut:
MSB merupakan panel utama pada kapal yang berbentuk
kotak, dimana Panel Listrik yang terdiri dari susunan peralatan listrik
/ komponen listrik yang dirangkai atau disusun sedemikian rupa didalam suatu
papan control (board) sehingga saling berkaitan dan membentuk fungsi sesuai
dengan kebutuhan yang diinginkan, dalam hal ini MSB berfungsi sebagai pusat
distribusi daya ke panel yang terpasang di tiap ruangan pada kapal.
3.
Bagian-bagian dan prinsip kerja Transformator
a.
Bagian-Bagian
Transformator
Transformer atau transformator terdiri
dari :
·
Kumparan Primer
·
Inti Besi
·
Kumparan
sekunder
Gambar 20:
Bagian-bagian
Transformator
b.
Prinsip
Kerja Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut.
Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang
berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik
(mutual inductance).
4.
Bagian-bagian dan prinsip kerja Konverter
a. Bagian-bagian Konverter
Bagian-bagian
atau jenis konverter terbagi menjadi 5 jenis:
·
Konverter AC – DC (Rectifier)
·
Konverter AC – AC (Cycloconverter)
·
Konverter DC – DC (DC Chopper)
·
Konverter DC – AC (Inverter)
·
Penyearah: rangkaian penyearah diode
mengubah tegangan ac ke tegangan dc tetap. Tegangan masukan ke penyearah dapat
bersifat satu fasa ataupun tiga fasa.
b. Prinsip kerja Konverter
Adapun prinsip kerja dari converter adalah
sebagai berikut:
1.
Prinsip kerja dari konversi AC ke DC
Nilai
rata – rata dari tegangan output dapat dikendalikan dengan mengubah – ubah
conduction time dari thyristor satu sudut firing delay, α. Inputnya dapat
berupa sumber satu atau tiga fasa. Converter – converter ini juga dikenal
sebagai penyearah control.
2.
Prinsip kerja dari konversi AC ke AC
Converter
ini digunakan untuk memperoleh tegangan keluaran ac variable dari sumber
ac tetap dan converter satu fasa dengan suatu TRIAC. Tegangan keluaran
dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time dari TRIAC atau sudut delay
penyalaan, α. Tipe converter ini dikenal juga sebagai controller tegangan
ac.
3.
Prinsip kerja dari konversi DC ke DC
Converter
dc – dc juga dikenal sebagai dc chopper atau pensaklaran regulator dan suatu
rangkaian transistor chopper. Tegangan keluaran rata – rata dikendalikan
dengan mengubah – ubah conduction time t dan transistor Q1. Jika T adalah
periode chopping, maka t1 = δT. δ dikenal sebagai sebagai duty cycle dari
chopper-nya.
4.
Prinsip kerja dari konvesi DC ke AC
Converter
dc – ac dikenal juga sebagai inverter. Jika transistor M1 dan
M2 tersambung pada setengah periode, dan M3 dan M4 tersambung
pada setengah periode lainnya, keluaran akan berbentuk tegangan ac. Tegangan
keluaran dapat dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time dari
transistor.
5.
Bagian-bagian dan prinsip kerja Motor Listrik
a.
Bagian-bagian Motor Listrik
Adapun bagian bagian atau komponen dari
motor listrik adalah :
a. Stator
Stator adalah bagian dari motor listrik yang tidak dapat bergerak. Stator terdiri dari rumah dengan alur alur yang di buat dari pelat pelat yang di pejalkan berikut tutupnya .
Stator adalah bagian dari motor listrik yang tidak dapat bergerak. Stator terdiri dari rumah dengan alur alur yang di buat dari pelat pelat yang di pejalkan berikut tutupnya .
b.
Rotor
Rotor adalah bagian dari motor listrik yang dapat bergerak. Bentuk rotor motor induksi, yaitu terdiri dari pelat pelat yang di pejalkan berbentuk silinder. Di sekeliling terdapat alur alur kemudian di tempatkan batang batang kawat. Batang kawat tersebut biasanya di buat dari tembaga, bagian bagian ini adalah bagian yang bergerak.
Rotor adalah bagian dari motor listrik yang dapat bergerak. Bentuk rotor motor induksi, yaitu terdiri dari pelat pelat yang di pejalkan berbentuk silinder. Di sekeliling terdapat alur alur kemudian di tempatkan batang batang kawat. Batang kawat tersebut biasanya di buat dari tembaga, bagian bagian ini adalah bagian yang bergerak.
Selain dari dua komponen di atas
bagian dari motor listrik yang lainnya adalah:
·
Celah udara adalah jarak antara kedudukan
stator dengan rotor.
·
Terminal adalah titik penyambungan sumber
tenaga dengan ujung ujung kumparan motor.
·
Bearing adalah bantalan AS motor.
·
Badan motor adalah tempat lilitan stator.
·
Slip Ring adalah penghubung antara tahanan
asut dengan kumparan motor (khusus rotor lilit).
·
Kipas terpasang pada rotor (AS motor)
sebagai media pendingin saat motor beroprasi.
·
Tutup motor (Body) adalah pelindung motor
dari lingkungan.
Adapun gambar dari komponen-komponen motor listrik adalah sebagai berikut:
Gambar 21:
Bagian-bagian Motor
Listrik
b. Prinsip kerja Motor Listrik
Pada
motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini
dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai
elektro magnet. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang
senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka
kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah
poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang
tetap.
6.
Bagian-bagian dan prinsip poros propeller
a. Bagian-bagian poros propeller
Tenaga kerja yang
dihasilkan mesin induk di teruskan dalam bentuk putaran melalui serangkaian
poros ke baling-baling diberikan dorongan yang di bangkitkan oleh baling-baling
di teruskan kebadan kapaloleh poros baling-baling. Rangkaian poros itu disebut
“Shafting” dan pada umumnya terdiri dari bagian –bagian berikut :
1. Poros pendorong ( Trust Shaft)
2. Poros bagian tengah (Poros antar)
Intermediate shaft
3. Poros baling-baling ( Propeller shaft)
Ketiga
poros ini saling di hubungkan oleh flange couplings ( sambungan flens).
Berikut ini merupakan perencanaan poros pada sistem propulsi elektrik:
Gambar 22: skema system propulsi
DEP
b. Prinsip kerja poros propeller
Putaran mesin ditransmisikan ke propeller
melalui poros, maka poros sangat mempengaruhi kerja mesin bila terjadi
kerusakan. Yang perlu diketahui adalah bahwa kedudukan poros propeller
dengan mesin induk adalah harus segaris atau dengan kata lain harus dalam satu
garis sumbu. Jika kelurusan garis atau sumbu poros dan mesin induk belum
tercapai maka perlu dibuat tambahan dudukan untujk mesin atau mengurangi
tinggai dengan jalan mengurangi tebal bantalan, asalkan tebal bantalan amsih
dalam batas yang memenuhi criteria tebal minimum suatu bantalan. Bantalan
juga digunakan untuk mengurangi terjadinya getaran pada poros yang
mengakibatakan berkurangnya efektifitas poros propeller juga untuk menghindari
terjadinya deformasi pada poros propeller
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
System
Propulsi Elektrik yaitu mesin utama penggerak baling-baling kapal yang
menggunakan listrik (Generator) sebagai tenaga utama lalu disalurkan ke baterai
dan dari baterai ke Dinamo, yang mana dynamo inilah yang memutarkan Propeler.
Keuntungan
dari Sistem mesin penggerak ini terletak dari segi bahan bakar yang irit, mesin
utama (Penggerak Propeler) dan mesin generator terpisah sehingga lebih efisien
terhadap ruang, propeller dapat berputar 3600 penuh sehingga manufer olah
gerak kapal lebih cepat.
B.
SARAN
Demikian
uraian materi mengenai Mesin Penggerak Kapal yang menggunakan Listrik sebagai
sumber tenaga penggeraknya, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
untuk para Engineering yang membutuhkan informasi tentang Sistem Propeler
Elektrik. Mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan, karena penyusun pun
masih dalam tahap pembelajaran.
Kritik
dan masukan dari para pembaca sanga membantu bagi penyusun khususnya untuk
memperbaiki dan menambah ilmu pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
3.
http://www.scribd.com/doc/240426376/Perencanaan-Sistem-Propulsi-Elektrik. http://kangandreas.blogspot.com/2011/07/motor-listriksimpel-1.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar